Jangan sombong dulu wahai penerus bangsa...
Bebicara mengenai Bangsa Indonesia, tidak pernah luput dari permasalahan utang. Total utang Pemerintah Indonesia per Mei 2012 mencapai Rp 1.944,14 triliun. Hal ini disampaikan oleh Direktur Strategi Portopolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Schneider Siahaan. Utang tersebut terdiri dari pinjaman luar negeri Rp 638 triliun, pinjaman dalam negeri sebesar Rp 1 triliun, dan sisanya surat berharga negara (SBN).
Bagian besar hutang Indonesia justru berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) sekitar Rp 1.304 triliun. Dilihat dari persentasenya, pinjaman sebesar 32,9 persen, sementara SBN 67 persen dari keseluruhan total utang negara. SBN terdiri dari denomisasi valas sebesar Rp 246,74 triliun dan denomisasi rupiah sebesar Rp 1.057 triliun.
Akankah Indonesia mampu membayar hutang yang sekian besar? Kemampuan pemerintah membayar utang, menurut Schneider Siahaan, bisa dilihat dari suatu indikator yang sering dipakai para analis, yakni debt to GDP ratio. Menurutnya, Indonesia dalam hal ini relatif lebih rendah dari negara lain. Rasio utang Indonesia terhadap GDP atau produk domestik bruto (PDB) sendiri masih kurang dari 25 persen atau sekitar 24 persen. Sementara itu, Jepang sudah mencapai 200 persen, dan Amerika 70-80 persen. Bila dilihat dari indikator itu, pemerintah sangat mampu dalam melunasi utang.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, total utang pemerintah pada 2011 lalu sebesar Rp 1.803,49 triliun. Angka itu terdiri dari pinjaman luar negeri sebesar Rp 615 triliun dan dalam negeri sebesar Rp 810 miliar, sementara SBN sebesar Rp 1.187 triliun. Sedangkan pada tahun 2010 utang Indonesia tercatat sekitar 1.727 triliun, belum ditambahkan dengan bunga utang yang harus dibayarkan sekitar 100 triliun setiap tahunnya.
Kekhawatiran semakin menjadi mengingat kekayaan sumber daya alam Indonesia yang terus-menerus di keruk untuk dibawa ke luar Negeri. Hal ini memunculkan estimasi bahwa pada tahun 2030 Sumber daya alam Indonesia akan habis. Penyebab utamanya adalah 'korupsi' yang berkepanjangan dan merajalela di bumi Indonesia baik yang dilakukan secara perseorangan maupun berkelompok hingga tak pelak membuat Indonesia seperti 'pesakitan' yang dirampok anak kandungnya sendiri.
Bukan hal yang mustahil untuk keluar dari lilitan utang yang menumpuk jika ditinjau dari tingkat kecerdasan pemuda bangsa. Sayangnya, pemuda yang 'berpotensi' cenderung terbuang dan di abaikan di dalam Rumah mereka sendiri.
*Diambil dari berbagai sumber
Bebicara mengenai Bangsa Indonesia, tidak pernah luput dari permasalahan utang. Total utang Pemerintah Indonesia per Mei 2012 mencapai Rp 1.944,14 triliun. Hal ini disampaikan oleh Direktur Strategi Portopolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Schneider Siahaan. Utang tersebut terdiri dari pinjaman luar negeri Rp 638 triliun, pinjaman dalam negeri sebesar Rp 1 triliun, dan sisanya surat berharga negara (SBN).
Bagian besar hutang Indonesia justru berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) sekitar Rp 1.304 triliun. Dilihat dari persentasenya, pinjaman sebesar 32,9 persen, sementara SBN 67 persen dari keseluruhan total utang negara. SBN terdiri dari denomisasi valas sebesar Rp 246,74 triliun dan denomisasi rupiah sebesar Rp 1.057 triliun.
Akankah Indonesia mampu membayar hutang yang sekian besar? Kemampuan pemerintah membayar utang, menurut Schneider Siahaan, bisa dilihat dari suatu indikator yang sering dipakai para analis, yakni debt to GDP ratio. Menurutnya, Indonesia dalam hal ini relatif lebih rendah dari negara lain. Rasio utang Indonesia terhadap GDP atau produk domestik bruto (PDB) sendiri masih kurang dari 25 persen atau sekitar 24 persen. Sementara itu, Jepang sudah mencapai 200 persen, dan Amerika 70-80 persen. Bila dilihat dari indikator itu, pemerintah sangat mampu dalam melunasi utang.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, total utang pemerintah pada 2011 lalu sebesar Rp 1.803,49 triliun. Angka itu terdiri dari pinjaman luar negeri sebesar Rp 615 triliun dan dalam negeri sebesar Rp 810 miliar, sementara SBN sebesar Rp 1.187 triliun. Sedangkan pada tahun 2010 utang Indonesia tercatat sekitar 1.727 triliun, belum ditambahkan dengan bunga utang yang harus dibayarkan sekitar 100 triliun setiap tahunnya.
Kekhawatiran semakin menjadi mengingat kekayaan sumber daya alam Indonesia yang terus-menerus di keruk untuk dibawa ke luar Negeri. Hal ini memunculkan estimasi bahwa pada tahun 2030 Sumber daya alam Indonesia akan habis. Penyebab utamanya adalah 'korupsi' yang berkepanjangan dan merajalela di bumi Indonesia baik yang dilakukan secara perseorangan maupun berkelompok hingga tak pelak membuat Indonesia seperti 'pesakitan' yang dirampok anak kandungnya sendiri.
Bukan hal yang mustahil untuk keluar dari lilitan utang yang menumpuk jika ditinjau dari tingkat kecerdasan pemuda bangsa. Sayangnya, pemuda yang 'berpotensi' cenderung terbuang dan di abaikan di dalam Rumah mereka sendiri.
*Diambil dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar