Hello world... my name is Riza.
nama saya Riza Anila, saya dilahirkan di sebuah desa Transmigrasi di kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. desa itu bernama desa Sausu Trans. terletak sekitar 3 jam dari kota Palu, dan 3 jam dari kota Poso.
saya dilahirkan pada tahun 1990, di bulan Juni. masalah tanggal, saya memiliki 2 versi tanggal lahir, yaitu 26 dan 29. pada masa masa sekolah dulu saya lebih suka dengan tanggal 26. tapi entah mengapa setelah memasuki tahun kedua di perkuliahan, saya lebih suka memakai tanggal 29 sebagai tanggal lahir saya.
sewaktu kecil, saya adalah anak ke 6 dari 11 bersaudara. namun yang bertahan hidup sampai sekarang ada 9 orang, yaitu 4 kakak saya, kemudian saya sendiri, dan 4 adik saya. saya adalah center Line dalam urutan saudara saya.
saya memiliki kepribadian yang nakal, pemurung, sensitif, cengeng, suka mengadu dan mudah tersinggung. saya ingat, saya selalu berkaca-kaca jika mengikuti lomba di taman kanak-kanak tanpa di dampingi ibu saya. dan saya selalu menangis ketika di jahili oleh teman saya. saya mudah tersinggung dan suka mengadu kepada orang tua ketika kakak menjahili saya.
sebelum menginjak sekolah dasar, saya selalu di jahili oleh saudara-saudara saya. pernah suatu ketika, saat saya belum sekolah dan belum memiliki adik, kakak tertua saya yg saat itu pulang dari Jogjakarta, membawakan oleh-oleh boneka2 kecil yang lucu dan imut. boneka itu memiliki berbagai macam bentuk dan warna, ada boneka gajah berwarna hitam, banteng berwarna coklat, dinosaurus berwarna biru, dan burung berwarna hijau. saat itu kami masih di dalam mobil dalam perjalanan dari pelabuhan menjemput kakak dan hendak pulang kerumah yang berjarak kurang lebih 3 jam. saat itu, ayah yang menyetir mobil kami dan menghentikannya di bawah pohon besar di pinggir sungai. saya dan saudara yang lain segera turun menikmati pemandangan indah di bawah pohon sambil melepas penat dari dalam mobil. saking enaknya bermain, saya tidak sadar kalau ternyata semua kakak saya sudah masuk kedalam mobil. tidak berapa lama saya pun menyusul masuk. saya terkejut ketika melihat ketiga kakak saya, masing - masing memegang satu boneka kecil yang lucu. lalu saya tanyakan pada ibu, dimana boneka untuk saya. ibu menunjuk sebuah kardus yang telah di obrak abrik, kata beliau bonekanya ada disitu. dengan semangat saya mencari-cari boneka milik saya. saat ketemu, saya terkejut karena mendapati boneka yang tersisa adalah boneka burung berwarna hijau. ia tidak memiliki sayap, hanya memiliki paruh dan buntut. dan lagi ia tidak memiliki kaki, sehingga boneka itu tidak dapat berdiri. terlebih lagi saat ku lihat-lihat, bonekaku hanya memiliki satu mata karena mata yang satu copot. berbeda dengan boneka ketiga kakak saya yang bisa berdiri karena memiliki kaki dan bentuknya sempurna. dengan wajah sedih saya mengadu pada ibu.
"ibu, mata bonekanya hilang satu, saya mau tukar dengan punya kakak yang bagus itu". lalu dengan sigap kakak lelakiku menjawab,
"jangan... jangan di tukar.. bonekamu itu sudah bagus.. leih bagus dari punya kami.."
"tapi bonekaku tidak bisa berdiri..." jawabku sambil mencoba memberdirikannya. kakak lelakiku mengambil boneka burungku.
"justru ini bagus banget... coba km liat, dia bisa terbang...." katanya sambil menerbangkan boneka burungku di tangannya. aku masih tidak puas dan menginginkan boneka kakak lelakiku yang berbentuk dinosaurus mungil berwarna biru. "bonekamu paling bagus nih,,,, bisa terbang,,, padahal boneka yang lain kan g bisa terbang.. jadi bonekamu yang menang..." lalu karena ketidak berdayaan aku pasrah dan menerima apa yang telah tersisa untukku itu. namun kakak2 ku berpesan, jika suatu saat aku ingin bertukar boneka dalam bermain, mereka akan mengizinkanku. dengan sangat bahagia aku meminjam satu persatu boneka mereka, kemudian setelah puas memegang dan memandangi boneka-boneka itu, aku kembali ke pangkuan ibuku dengan boneka burung di tanganku. kemudian kami melanjutkan perjalanan dan sampai di rumah dengan selamat.
nama saya Riza Anila, saya dilahirkan di sebuah desa Transmigrasi di kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. desa itu bernama desa Sausu Trans. terletak sekitar 3 jam dari kota Palu, dan 3 jam dari kota Poso.
saya dilahirkan pada tahun 1990, di bulan Juni. masalah tanggal, saya memiliki 2 versi tanggal lahir, yaitu 26 dan 29. pada masa masa sekolah dulu saya lebih suka dengan tanggal 26. tapi entah mengapa setelah memasuki tahun kedua di perkuliahan, saya lebih suka memakai tanggal 29 sebagai tanggal lahir saya.
sewaktu kecil, saya adalah anak ke 6 dari 11 bersaudara. namun yang bertahan hidup sampai sekarang ada 9 orang, yaitu 4 kakak saya, kemudian saya sendiri, dan 4 adik saya. saya adalah center Line dalam urutan saudara saya.
saya memiliki kepribadian yang nakal, pemurung, sensitif, cengeng, suka mengadu dan mudah tersinggung. saya ingat, saya selalu berkaca-kaca jika mengikuti lomba di taman kanak-kanak tanpa di dampingi ibu saya. dan saya selalu menangis ketika di jahili oleh teman saya. saya mudah tersinggung dan suka mengadu kepada orang tua ketika kakak menjahili saya.
sebelum menginjak sekolah dasar, saya selalu di jahili oleh saudara-saudara saya. pernah suatu ketika, saat saya belum sekolah dan belum memiliki adik, kakak tertua saya yg saat itu pulang dari Jogjakarta, membawakan oleh-oleh boneka2 kecil yang lucu dan imut. boneka itu memiliki berbagai macam bentuk dan warna, ada boneka gajah berwarna hitam, banteng berwarna coklat, dinosaurus berwarna biru, dan burung berwarna hijau. saat itu kami masih di dalam mobil dalam perjalanan dari pelabuhan menjemput kakak dan hendak pulang kerumah yang berjarak kurang lebih 3 jam. saat itu, ayah yang menyetir mobil kami dan menghentikannya di bawah pohon besar di pinggir sungai. saya dan saudara yang lain segera turun menikmati pemandangan indah di bawah pohon sambil melepas penat dari dalam mobil. saking enaknya bermain, saya tidak sadar kalau ternyata semua kakak saya sudah masuk kedalam mobil. tidak berapa lama saya pun menyusul masuk. saya terkejut ketika melihat ketiga kakak saya, masing - masing memegang satu boneka kecil yang lucu. lalu saya tanyakan pada ibu, dimana boneka untuk saya. ibu menunjuk sebuah kardus yang telah di obrak abrik, kata beliau bonekanya ada disitu. dengan semangat saya mencari-cari boneka milik saya. saat ketemu, saya terkejut karena mendapati boneka yang tersisa adalah boneka burung berwarna hijau. ia tidak memiliki sayap, hanya memiliki paruh dan buntut. dan lagi ia tidak memiliki kaki, sehingga boneka itu tidak dapat berdiri. terlebih lagi saat ku lihat-lihat, bonekaku hanya memiliki satu mata karena mata yang satu copot. berbeda dengan boneka ketiga kakak saya yang bisa berdiri karena memiliki kaki dan bentuknya sempurna. dengan wajah sedih saya mengadu pada ibu.
"ibu, mata bonekanya hilang satu, saya mau tukar dengan punya kakak yang bagus itu". lalu dengan sigap kakak lelakiku menjawab,
"jangan... jangan di tukar.. bonekamu itu sudah bagus.. leih bagus dari punya kami.."
"tapi bonekaku tidak bisa berdiri..." jawabku sambil mencoba memberdirikannya. kakak lelakiku mengambil boneka burungku.
"justru ini bagus banget... coba km liat, dia bisa terbang...." katanya sambil menerbangkan boneka burungku di tangannya. aku masih tidak puas dan menginginkan boneka kakak lelakiku yang berbentuk dinosaurus mungil berwarna biru. "bonekamu paling bagus nih,,,, bisa terbang,,, padahal boneka yang lain kan g bisa terbang.. jadi bonekamu yang menang..." lalu karena ketidak berdayaan aku pasrah dan menerima apa yang telah tersisa untukku itu. namun kakak2 ku berpesan, jika suatu saat aku ingin bertukar boneka dalam bermain, mereka akan mengizinkanku. dengan sangat bahagia aku meminjam satu persatu boneka mereka, kemudian setelah puas memegang dan memandangi boneka-boneka itu, aku kembali ke pangkuan ibuku dengan boneka burung di tanganku. kemudian kami melanjutkan perjalanan dan sampai di rumah dengan selamat.