Serat Darmogandul

Ingatlah ketika kerajaan Majapahit diserang Raden Patah
Prabu Brawijaya melarikan diri bersama Sabdo Palon
Kemudian Sunan Kalijaga berhasil menemukannya
Setelah berdebat maka Prabu Brawijaya masuk agama Islam.

Serat Darmogandul merupakan serat yang berisi cerita tentang dialog antara tokoh-tokoh pada jaman dulu kala di Indonesia. Dalam serat ini pula didapatkan cerita berubahnya keyakinan Prabu Brawijaya dari agama Buddha beralih ke agama Islam. Akan tetapi karena serat Darmogandul dinilai banyak pihak sebagai naskah yang bermuatan penghinaan terhadap Islam, maka serat tersebut dilarang beredar. Larangan inilah yang membuat Serat Darmogandul susah untuk diperoleh kembali. Kalaupun ada yang menemukan serat tersebut, biasanya masih asli berbahasa jawa dan belum diterjemahkan ataupun sudah diterjemahkan namun hanya potongan pendek saja. Akan tetapi alangkah senangnya karena kini telah ditemukan terjemahan lengkap Serat Darmogandul tersebut. Bagi anda yang ingin membacanya silahkan beranjak ke http://www.indoforum.org/showthread.php?t=37753 Berikut saya cuplikkan sedikit yang ada dalam Serat Darmogandul pada bagian dialog antara Sunan Kalijaga dengan Prabu Brawijaya dan Sabdo Palon di bawah ini :

Ganti yang diceritakan, perjalanan Sunan Kalijaga dalam mencari Prabu Brawijaya, hanya diiringkan dua sahabat. Perjalanannya terlunta-lunta. Tiap desa dihampiri untuk mencari informasi. Perjalanan Sunan Kalijaga melewati pesisir timur Pulau Jawa, menurutkan bekas jalan-jalan yang dilalui Prabu Brawijaya.

Sunan Kalijaga sang negosiator ulung

Perjalanan Prabu Brawijaya sampailah di Blambangan, Karena merasa lelah kemudian berhenti di pinggir mata air. Waktu itu pikiran Sang Prabu benar-benar gelap. Yang ada di hadapannya hanya abdi berdua, yaitu Nayagenggong dan Sabdapalon. Kedua abdi tadi tidak pernah bercanda, dan memikirkan peristiwa yang baru saja terjadi. Tidak lama kemudian Sunan Kalijaga berhasil menjumpainya. Sunan Kalijaga bersujud menyembah di kaki Sang Prabu. Sang Prabu kemudian bertanya kepada Sunan Kalijaga, “Sahid! Kamu datang ada apa? Apa perlunya mengikuti aku?”

Sunan Kalijaga berkata, “Hamba diutus putra Paduka, untuk mencari dan menghaturkan sembah sujud kepada Paduka dimanapun bertemu. Beliau memohon ampun atas kekhilafannya, sampai lancang berani merebut tahta Paduka, karena terlena oleh darah mudanya yang tidak tahu tata krama ingin menduduki tahta memerintah negeri, disembah para bupati. Sekarang putra Paduka sangat merasa bersalah. 

Template by:

Free Blog Templates